cwiet poetry


BAYANG-BAYANG ANGSA

Aku seumpama angsa

Yang tak tahu warna bulunya, tak tahu jati diri

Aku terapung di rawa, hanya ikut kata angin dan air

Memandang bayang-bayang tuk tahu siapa aku

Aku angsa berbulu hitam, tak rupawan

Menunggu kehadiran sang peri untuk mengubahku jadi bidadari

Aku mendekati bayangan purnama,

Berharap bisa menjadi dia, putih, anggun di tengah kelam malam

Tapi, sang angin menggangguku

Aku dan air telah mengoyaknya

Sang purnama telah terkoyak sia-sia...

Aku terapung di kolam teratai

Sekali lagi memandang bayang-bayang

Bertanya-tanya apa yang akan kulihat

Aku angsa berbulu putih, anggun mempesona

Kukepakkan sayapku mencari perhatian

Raja siang memandangku penuh kagum

Aku bangga, aku serasa terbang

Tapi, raja siang terlalu menyengatku

Aku jatuh kesakitan, karena kesombonganku

Aku sudah lelah, kehilangan daya

Terlalu lelah hanya karena bulu yang tak kulihat

Ternyata, aku bukan angsa hitam atau putih

Aku bagai berkepribadian ganda

Aku bukan apa yang kulihat

Karena aku tak bisa mencerna apa yang kulihat

Aku ingin bertanya, tapi pada siapa

Tak ada yang tahu siapa aku dan bagaimana

Bahkan teratai dan purnama tak mengenalku

Air pun terombang ambing tak tentu arah,

Juga bingung memikirkan siapa aku ini

Angin hanya berlalu, tak mempedulikanku

Aku mencari cara, mencari tempat

Entah danau, entah rawa atau mungkin kolam

Hingga dapat kuungkap bayang-bayangku

Wajahku yang asli, hitam atau putih

Atau mungkin, bukan hitam bukan pula putih

-- bAtHUk--

0 Response to "cwiet poetry"

Posting Komentar