KEBUN ANGGUR

Bunyi tiap riak airnya, menyejukkan dahagaku
lalu kugeser sedikit daunku dan kuangkat ranting kecilku
hanya untuk bisa melihat wajahnya, peluhnya
meski dia segan berpaling menatapku
tapi biarkanlah aku berharap,
berharap untuk merasakan sentuhannya
berharap untuk dipetik dan dimasukkan ke dalam keranjangnya
sungguhpun aku heran...
apa dia tak melihat bahwa aku sudah matang?
Apa kulitku masih kurang ungu untuk dipetik?
Tidakkah dia mengerti, aku sudah bosan disini?
Hanya tinggal ulat-ulat di sekelilingku,
tolonglah, ulat-ulat ini akan membunuhku.!
Baiklah kawan, mungkin kau bertanya-tanya, siapa aku?
Akulah sang anggur yang meski telah ranum buahnya,
meski telah ada di depan matanya,
tak kunjung juga aku dimasukkan dalam keranjangnya
dan kini, setelah puluhan telur ulat itu di sekelilingku,
akhirnya aku mengerti alasanmu tak memetikku
karena aku bukanlah pohon anggurmu

0 Response to "KEBUN ANGGUR"

Posting Komentar