wijaya kusuma
uatu saat, kekaguman pasti datang dalam diri kita..
datang tiba-tiba bagai gempa yang sulit dkira-kira
namun, terkadang..
kekaguman membuat kita merasa bersalah atau disalahi
seperti sang wijaya kusuma dalam kekagumannya dengan matahari
entah salah atau bukan,
tapi bagaimana mungkin ia kagum padda sang surya,
jika yang bisa dia lihat hanyalah bulan?
Bagaimana bisa sang matahari membalas kekagumannya dengan datang pada malam?
Haruskah sang kembang merubah putaran sang waktu?
Membuat siang jadi malam dan malam jadi siang...
sudahlah..!
takdirlah yang membuat sang kembang terjaga kala malam dan lelap kala surya menjelang
takdirlah yang membuat sang kembang dicintai banyak orang meski bukan oleh matahari
namun,
baiklah jika sang kembang hendak berharap
tapi bukan berharap-harap
atau bolehlah jika sang kembang ingin meminta
tapi bukan meminta-minta
karena apa yang tertulis,
sulit untuk dihapus lagi..
hanya perlu tambahan agar menjadi sempurna.
6 Oktober 2009 pukul 00.57
SUNGGuh,,
masih dirimu,, maju dlam angin,
tentang hujan,, dan kala kesedihan mengadu-adu,,,
17 Oktober 2009 pukul 07.33
aduh,, puisi dbles puisi qi crtane..??!!
q emg ge sng xg sdih2 og, git..